Satu lagi istilah yang dikenal di dunia bisnis, yaitu TRIZ. Konsep ini diperkenalkan oleh Genrich Saulovich Altshuller pada tahun 1946. Triz berasal dari bahasa Rusia, yaitu Teorija Resenija Isobretatelskih Zadac. Triz adalah salah satu metode pemecahan masalah berdasarkan logika dan data, yang mempercepat kemampuan tim dalam memecahkan masalah secara kreatif.
Seperti definisinya, tujuan Triz adalah menciptakan masalah secara kreatif. Konsep dasarnya sendiri terdiri dari kontradiksi, idealistis, dan level of inventation. Kontradiksi berarti pertentangan. Hal ini biasanya muncul ketika kita melakukan peningkatan pada salah satu parameter, namun menyebabkan parameter yang lain menjadi turun. Kontradiksi sendiri terbagi menjadi 2, yaitu kontradiksi teknis dan kontradiksi fisik.
Kontradiksi teknis adalah kontradiksi yang membahas mengenai proses dari suatu sistem. Kontradiksi fisik adalah kontradiksi yang membahas mengenai bentuk suatu elemen dari sistem. Idealistis berarti, hasil akhir ideal tercapai setelah kontradiksi terselesaikan.
Ada 5 level of inventation, yaitu level 5 mengenai penemuan fenomena baru. Level 4 adalah penemuan di luar paradigma rancangan yang memerlukan teknologi baru dari bidang pengetahuan yang berbeda. Level 3 adalah penemuan di dalam paradigma rancangan yang memerlukan penyelesaian kontradiksi fisik. Level 2 adalah perbaikan dengan penemuan yang memerlukan penyelesaian kontradiksi teknis. Level 1 adalah solusi yang nyata dihasilkan dari perbaikan yang sederhana.
Langkah yang digunakan dalam penyelesaian masalah dengan menggunakan Triz adalah mengidentifikasi masalah terlebih dahulu. Hal ini dilakukan dengan tujuan agar kita paham terhadap masalah yang sedang kita hadapi. Sehingga kita mengetahui tujuan yang ingin kita capai nantinya.
Langkah kedua adalah menentukan masalah dan memformulasikannya. Hal ini dilakukan dengan mengembangkan masalah dalam bentuk kontradiksi. Setelah terbentuk kontradiksi, maka langkah ketiga adalah mengatasi kontradiksi. Hal ini merupakan salah satu langkah menyelesaikan masalah. Setelah kontradiksi terselesaikan, maka kita akan memperoleh hasil dan dapat membuat produk untuk diuji coba.
Penggunaan Triz memerlukan arahan dasar inovasi, yang biasa disebut 40 inventive principles. Hal ini terdiri dari, segmentation, separation, local quality, symmetry change, merging, multifunctional, nested doll, weight compensation, preliminary counteraction, peliminary action. Selain itu juga terdiri dari before compensation, equipotentially, the other way around, curvature increase, dynamic parts, partial or excessive action, imensionality change, mechanical vibration, periodic action, continuity of useful action.
Ada lagi hurrying, blessing in disguise, feedback, Intermediary, self-service, copying, cheap disposables, mechanical interaction substitution, pneumatics and hydraulics, flexible shells and thin films. Terakhir adalah porous materials, optical property changes, homogeneity, discarding and recovering, parameter changing, phase transitions, thermal expansion, strong oxidants, inert atmosphere, dan composite materials.
Triz menawarkan teknik-teknik yang membantu menganalisa situasi dan produk saat ini. Triz mengenalkan cara berpikir baru untuk memecahkan masalah tersulit. Pemecahan masalah tidak cukup dengan teknik-teknik, namun diperlukan juga kemampuan untuk mengenali masalah sebagai bagian sistem, dengan tingkat level sistem yang berbeda. Triz disusun dari tiga pilar, yaitu logika analitis, berbasis pengetahuan, dan cara berpikir sistematis.
Teknik yang digunakan oleh metode Triz antara lain, teknik analitis. Teknik ini membantu mengelola kerumitan masalah. Selain itu, juga melihat masalah dari sudut pandang yang berbeda. Kemudian memahami penyebab nyata suatu masalah dan merumuskan masalah secara benar. Teknik ini juga digunakan untuk memprediksi masalah-masalah yang akan datang.
Selain itu, ada juga yang dinamakan teknik pemecahan masalah inventif dan penyusunan ide yang menjelaskan metode pemecahan masalah inventif. Ada lagi yang menggunakan dasar-dasar pengetahuan Triz. Hal ini mengenai panduan dari strategi solusi memecahkan masalah yang kuat. Teknik ini juga bisa digunakan untuk memecahkan masalah baru, agar ide untuk pemecahan masalah baru dapat muncul dengan cepat.
Selain itu, ada juga yang menggunakan teori evolusi teknologi. Teori ini berisi teknik untuk meramalkan evolusi produk/ teknologi di masa depan. Selain itu, juga dapat digunakan untuk mengetahui alat untuk mengeksplorasi potensi inovatif dari sistem. Serta juga dapat membangkitkan ide-ide baru seiring perkembangan jaman.
Salam Pencerahan,
Tom Mc Ifle
Indonesia’s #1 Success Coach
Lean Six Sigma Coach
Chief Executive Officer PT. Aubade Makmur
Article : Link
Image : Google