Menjadi pebisnis memang lebih banyak dikaitkan dengan hal-hal yang mendobrak gaya lama. Melakukan dengan cara yang lebih cepat, lebih baik, lebih baru dan memberikan nilai efisiensi yang lebih. Maka dari itu banyak orang yang menyebut pebisnis adalah orang-orang gila dengan visi yang fantastis. Relialisasinya tergantung apakah pebisnis itu bisa menerobosnya atau tidak.

Diantara semua sikap positif yang dianggap bisa memicu kesuksesan orang, ternyata bagi pengusaha itu beda. Sikap gila yang tidak pernah dilakukan orang lain justru banyak membawa mereka pada kesuksesan. Anggap saja mereka yang gagal dalam bisnis adalah yang terlalu sering melakukan hal-hal biasa dan berfikir terlalu lama. Bahkan konon 96% pebisnis mengalami kegagalan dalam 10 tahun terakhir ini.

Sikap-sikap negatif yang bisa jadi salah satu pertimbangan dalam menentukan sikap sebagai pebisnis dan mendukung mental pengusaha diantaranya adalah :

1. Tidak Mudah Puas

Siapa bilang pengusaha tidak bersyukur, mereka bersyukur dan terus bersyukur atas semua yang dimilikinya. Tapi untuk urusan bisnis berbeda, mereka harus terus merasa tidak puas dengan yang sudah didapatkan agar selalu berusaha untuk mendapatkan yang lebih baik. Misalnya saja bulan ini bisa mendapatkan profit bersih 100 juta. Tapi sikap tidak puas ini akan membuatnya terpacu untuk meningkatkan lagi di bulan berikutnya.

Sikap tidak puas bisa menambah gairah dan motivasi lebih baik lagi bagi seorang pebisnis.

Tidak puas dengan kinerja karyawan maka diimbangi dengan pelatihan yang semakin rutin. Tidak puas dengan hasil penjualannya maka ditingkatkan dengan berbagai strategi pemasaran baru.

2. Tidak Sabaran

Pernahkah Anda melihat pebisnis yang begitu bergairah dan tidak sabaran untuk mendapatkan keuntungan ini dan itu. Ketika mereka melihat peluang langsung saja dikejar sampai dapat, tidak pernah berfikir bagaimana jalan yang akan dilalui dan rintangan apa yang akan dihadapi.

Sikap tidak sabaran bisa jadi bernilai positif pada hal-hal tertentu tapi menjadikan negative jika dilakukan untuk keputusan-keputusan penting.

Contoh yang positif dilakukan untuk mengambil peluang agar tidak segera hilang. Karena banyak kejadian bisnis mengalami kegagalan karena mereka tidak segera mengatasi peluang dengan baik. Peluang untuk melebarkan sayap atau peluang untuk mendapatkan untung yang lebih besar. Ini pula sebabnya banyak yang melakukan bisnis dengan cara biasa-biasa saja, terlalu hati-hati dan terlalu banyak berfikir lebih banyak gagalnya dari pada mereka yang tidak sabar untuk segera memanfaatkan peluang di hadapannya.

Tapi sikap tidak sabaran ini tetap harus dikontrol dan diatur sedemikian hingga agar motivasi terus berjalan, peluang bisa ditangkap dan bisa mengontrol strategi dan management team yang baik.

3. Keras Kepala

Salah satu mental yang banyak dimiliki oleh pengusaha adalah keras kepala, mereka tidak mudah diputar pemikirannya dan memiliki prinsip yang kuat. Prinsip bisnis dan hidup yang dijalaninya biasanya berbeda dengan orang lain, mereka percaya atas apa yang dilakukannya.

Keras kepala ini yang membuatnya tangguh dengan idealismenya, pemikiran dan visionernya di masa depan. Hampir semua pebisnis memiliki cita-cita yang jauh kedepan dan mereka tidak akan mudah goyah meskipun melihat orang lain yang sukses menjadi karyawan atau sukses jadi profesi tertentu. Mereka justru jika melihat hal itu akan semakin kokoh dan menantang diri sendiri untuk bergelut dengan semua rintangan untuk mendapatkan apa yang diinginkannya.

Sikap keras kepala ini tetap harus dikontrol dengan pendekatan nurani dan keluhuran sebagai pemimpin. Karena sejatinya pebisnis harus memimpin teamnya dengan hati dan cara yang lebih halus serta mau mendengarkan apa yang diusulkan oleh karyawannya. Mendengarkan tidak harus diterapkan, tapi dikaji dan evaluasi. Jika bagus maka bisa jadi masukan baik untuk perusahaan.

4. Susah Ditebak

Kadangkala pebisnis sering melakukan inovasi yang unik dan bahkan aneh. Pola pikirnya yang begitu unik dan cerdik kadang susah ditebak oleh orang-orang di sekitarnya. Ini jadi modal sangat bagus untuk menjalani bisnis.

Pemikiran yang sulit ditebak ini bisa menjadi modal awal untuk meraih hati calon konsumen tanpa mereka sadari. Misalnya dengan membangun persepsi produknya, membangun image brand bisnisnya dan semacamnya. Bahkan dalam berkerja sama dengan bisnis lain sikap tidak bisa ditebak ini sangat menguntungkan, dia tidak mudah diketahui strategi masa depan bisnisnya.

5. Nekad

Nekad boleh, asal tau diri. Kadangkala pebisnis itu harus nekad, tapi yang disalah artikan adalah nekad tanpa perhitungan. Anggap saja Anda belum bisa berenang, tapi nekad untuk menceburkan diri ke laut dan akan berusaha mengambil mutiara di bawah laut.

Nekad tanpa perhitungan menjadi sia sia, tapi jika nekad dengan perhitungan bisa menghasilkan keuntungan. Analoginya mengambil mutiara di bawah laut tanpa persiapan membuat Anda mati sia-sia, tapi jika nekad dengan persiapan membawa alat snorkel atau scuba diving tentu beda cerita. Meski awalnya tidak berani lalu menjadi berani dan berhasil mendapatkannya karena perhitungan dan persiapan yang matang.

6. Mudah Bosan

Sikap mudah bosan memang adalah hal negative, tapi jika diterapkan dalam bisnis sudah bukan hal negative lagi. Anda bisa menjadikan sikap bosan ini sebagai landasan untuk melakukan evaluasi dan melakukan diferensiasi produk. Dengan adanya inovasi ini tentu konsumen pun tidak bosan dengan kemasan yang begitu gitu saja atau rasa yang tidak ada perubahan.

Mudah bosan juga harus diimbangi dengan kajian riset yang taktis terhadap produk, pasar dan calon pengguna agar bisa menghasilkan bisnis yang semakin kuat dan handal.

Meski sikap-sikap diatas terlihat berlaku semena-mena tapi justru itu akan membantu mengokohkan mental pengusaha. Karena pengusaha berbeda dengan yang lain, penggunaan otak kanan lebih dominan, inovasi, kreativitas dalam memimpin dan menciptakan produk bukan lagi hal yang tabu. Jadi pastikan mental bisnis Anda terus terjaga dengan sikap-sikap negative di atas.

Bangunlah sikap dari lingkungan yang mendukung, karena uniknya lagi di Indonesia pengaruh lingkungan bergaul lebih besar dibandingkan orang tua. Hanya sebanyak 38,8% yang ayahnya adalah pengusaha dan 61,2% yang lahir bukan dari ayah pengusaha. Sedangkan yang lahir karena ibunya pengusaha adalah 6,9% saja. Di sisi lain hebatnya 51,9% merupakan orang pertama di keluarganya yang memulai bisnis.


http://topcoachindonesia.com/blog/

Picture source : by google