Memulai bisnis dengan menawarkan produk baru di pasar bukan hal yang mudah. Termasuk salah satunya anda harus melakukan edukasi pasar tentang kebutuhan produk tersebut. Kenapa orang harus membeli dan menggunakannya. Berbeda dengan produk lama yang sudah terbukti laku, lalu anda memposisikan diri sebagai reseller atau dropshiper yang hanya butuh penetrasi pasar kecil dan barang bisa laku keras.

Tapi perlu diketahui bahwa menciptakan produk baru sama dengan meningkatkan produktivitas negeri ini. Kebanyakan dari pedagang di Indonesia lebih suka mencari supplier atau produsen yang sudah besar ketimbang menciptakan atau inovasi produk sendiri.

Padahal, dengan menciptakan dan berinovasi produk sendiri bisa meningkatkan daya saing yang lebih kuat. World Economic Forum dalam Global Competitiveness Index 2016-2017 melaporkan bahwa Indonesia memiliki peringkat 41 dari 138 negara yang disurvey dalam hal inovasi. Kita kalah dari tiga Negara tetangga seperti Singapura, Malaysia dan Thailand. Di rangking dunia Singapura berada pada peringkat 2, Malaysia peringkat 25 dan Thailand peringkat 34.

Jika anda termasuk pebisnis baru yang baru melakukan inovasi produk, bukan hal mudah untuk memasukkan ke dalam pasar. Seringkali pasti produk gagal di pasar alias tidak laku jika tidak ditangani dengan benar. Kenapa bisa demikian? Simak berbagai alasan kenapa produk bisa jadi gagal di pasaran berikut ini.

      1. Periklanan yang tidak optimal

Bayangkan betapa kesalnya anda jika barang sudah sangat berkualitas, multi fungsi, awet dan pasti dibutuhkan konsumen. Sedangkan competitor sangat jarang. Tapi produk tidak juga laku. Bisa jadi ini adalah faktor periklanan yang kurang optimal. Sebagus apapun produknya anda tetap harus menyertai dengan iklan yang menarik, marketing yang jitu dan sasaran pasar yang tepat.

Bisa jadi anda memasarkan pada orang yang tidak membutuhkan atau bukan target market yang ideal. Iklan dan marketing tidak bisa dipisahkan untuk itu pastikan selalu menjadi bagian penting dari penetrasi pasar produk baru.

       2. Kurang waktu, biaya atau ide

Untuk menciptakan produk baru tentu tidak bisa dilakukan dalam waktu seketika. Saat produk belum siap masuk pasar ternyata anda mamaksakan untuk dijual maka hasilnya justru memperburuk produk itu sendiri. Jadi pastikan waktunya ideal untuk menjual, di saat market membutuhkan dan produk sudah siap memenuhi kebutuhannya.

Maka akan dibutuhkan biaya dan ide pemasaran yang tidak sedikit. Jika anda sudah memulai dengan iklan besar-besaran tapi biaya produksi terbatas justu membuat pasar kecewa dan kita tidak bisa memaksimalkan penyerapan produk. Akhirnya produk tidak bisa bertahan di pasar dalam jangka panjang.

       3. Persaingan terlalu tinggi

Jika ingin menciptakan produk terserap pasar jangka panjang maka pastikan persaingan pasar rendah. Tapi jika berani berkompetisi dan siap menciptakan produk yang lebih baik maka anda bisa menciptakan produk yang paling ramai di pasaran. Misalnya untuk pasar e-commerse yang tertinggi adalah produk pakaian dengan prosentase mencapai 67,10% disusul oleh sepatu dan tas.

Coba renungkan, bisa jadi produk anda yang tidak laku karena persaingan terlalu ketat dan anda belum siap berhadapan langsung dengan market leader. Putar haluan atau lakukan inovasi yang berbeda tentu akan lebih baik untuk produk anda.

     4. Display barang tidak sesuai

Khusus untuk penjualan barang melalui online terkadang bisa menyebabkan gagal pasar Karena barang yang didisplay berbeda dengan aslinya. Dari data riset BMI menunjukkan bahwa 20% pengguna merasa barang yang dikirimkan tidak sesuai dengan gambar. Alhasil pelanggan kecewa, muncul feedback negative dan anda kehilangan konsumen berikutnya.

Bagi anda yang memiliki produk sendiri dan ingin dijual melalui media online, jangan lupa untuk memastikan produk bagus dan foto bagus. Benar benar sesuai dengan kondisi barang sebenarnya. Ini bagian penting dari marketing digital, tapi juga berpengaruh pada gagal atau berhasilnya produk masuk ke pasar.

     5. Timming tidak tepat

Bagi para pengusaha yang berjualan barang musiman tentu tahu persis kapan barang akan dijual dan kapan tidak dijual. Bisa jadi salah satu masalah terbesar kenapa produk anda tidak laku adalah timming jualan yang tepat. Misalnya pernak pernik natal yang dijual pada bulan februari tentu tidak sesuai dan tidak akan laku. Atau berjualan paying dan jas hujan ketika musim kemarau.

Sebagai pebisnis handal, anda dituntut untuk mengetahui kapan waktu terbaik untuk memasarkan produk anda dan kapan waktu terbaik untuk tidak memasarkan terlalu tinggi. Ini akan berdampak pada pembengkakan biaya iklan yang sebenarnya tidak perlu.

      6. Kebutuhan pasar sudah tidak ada

Pebisnis harus up to date, jika tidak anda tidak bisa mengembangkan produk atau menciptakan produk yang sia sia. Produk yang sia-sia adalah produk yang sudah di ciptakan tapi ternyata tidak sesui dengan permintaan pasar. Ini jadi salah satu kesalahan fatal yang tidak boleh dilakukan pengusaha. Meskipun produk baru, anda wajib menyesuaikan dengan keinginan calon konsumen.

Misalnya saat ini kebutuhan celana panjang jenis pensil, tapi anda memproduksi jenis cutbray. Pasti sangat sulit menjualnya dan produk bisa dipastikan akan gagal di pasaran. Untuk itu pastikan anda selalu mengamati pergerasakan pasar dan mengerti betul kebutuhan calon konsumen.

Tapi ingat, jangan berkecil hati meskipun produk yang anda tawarkan ternyata tidak kunjung terserap pasar. Lakukan perlakuan lain seperti inovasi produk lebih menarik, penetrasi pasar lebih keras dengan meningkatkan budget iklan atau dengan mencari endorsement dari tokoh yang berpengaruh.

 

Salam pencerahan,

Tom MC Ifle



Article source  : http://topcoachindonesia.com/produk-baru-gagal-di-pasar/

Picture source : by google