1 Mindset Dahsyat yang wajib agar menjadi Business Owner Sukses,  Nah, sahabat Top Coach Indonesia (TCI) kita akan membahas tentang satu mindset yang wajib dimiliki oleh bisnis owner. Namanya menepati janji, Banyak bisnis owner yang berpikir, bahwa kalau anda mengucapkan sesuatu, kalau anda mengucapkan sesuatu Janji itu tidak perlu di tepati, misalnya contohnya apa? tepat janji dalam membayar utang piutang atau tepat waktu ketika  janji memfollow up Seseorang, bahkan menepati janji kepada karyawan.

Janji adalah hutang yang harus dibayar. Janji juga menjadi ukuran integritas seseorang. Jika Anda perhatikan agen-agen asuransi yang sukses, ia pasti memiliki kebiasaan menepati janjinya. contoh, jika agen asuransi tidak menepati janjinya, apalagi dengan prospek atau pemegang polis, akibatnya akan merusak kepercayaan. Jika seorang agen asuransi tidak bisa dipercaya, maka ia membuka jalan nya sendiri menuju kegagalan.

when-you-promise
Apakah berat sebuah memegang janji? Jawabannya tergantung Anda. Ada jenis janji yang selalu kita usahakan untuk ditepati. Contohnya, janji pada bank untuk membayar cicilan rumah atau mobil. Kalau perlu malah auto-debet rekening, agar kalau kita lupa, masih ada sistem yang ingat untuk mengambil sendiri cicilannya. Mengapa ada janji yang mudah dilanggar dan ada janji yang  sulit dilanggar? Tentu semua ada hubungannya dengan tingkat risiko yang terjadi bila tidak menepati janji tersebut. Janji pada bank, kalau tidak tepat, risikonya penalti. Hukumannya jelas, kasat mata, yaitu membayar bunganya.

Lalu bagaimana dengan janji pada diri sendiri? Kebanyakan dari kita menganggap risikonya rendah bila tidak terealisasi. Tidak ada yang akan marah, tidak ada yang memberikan penalti. Itulah sebabnya kita tetap santai saja, dan terus berjanji lagi pada diri sendiri dan terus saja tidak menepatinya. Yang harus Anda pikirkan kembali adalah kebiasaan tidak menepati janji pada diri sendiri ini sedikit atau banyak akan berpengaruh kepada sikap kita dalam menepati janji-janji yang lainnya, yang lebih fatal. Banyak janji yang sebenarnya mendesak untuk ditepati, tetapi karena penalti risiko kasat matanya tidak tampak, maka cenderung diabaikan. Sama sekali tak terpikirkan bahwa itu berefek pada nama baik Anda.

Nah, berapa banyak bisnis owner yang di tinggalkan karyawan karena tidak tepat janji. Jadi tips kali ini saya mau mengingatkan anda bahwa Bisnis owner yang sukses, bisnis owneryang bisa membangun energi yang positif baik, relationship karyawan dengan atasan, relationship dengan supplier, relationship dengan customer, pegang satu prinsip penting yaitu tepat dalam memenuhi janji.

Leaderships yang baik. Apa hubungannya bisnisdengan leaderships? Yang namanya bisnis, tentu tidak bisa kita jalankan sendiri, produksi sendiri, packing sendiri, kirim sendiri, pokoknya semua sendiri. Maka, sebagai bisnis owner kita dituntut untuk memiliki skill leaderships yang baik agar sumber daya manusia yang kita kelola mau dan mampu untuk menjaga bisnis kita selalu sehat. Tentu dengan mindset menepati janji akan membuat leadership anda terlihat bagus, karena anda punya integritas sebagai business owner.

integrity
Bicara bisnis sebenarnya adalah soal menepati janji. Janji kepada pelanggan, kepada karyawan, kepada investor, kepada partner, kepada supplier (supplier), kepada keluarga dan diri sendiri. Ketika bertransaksi dengan pelanggan, kita telah berjanji untuk memberikan mereka produk yang dibeli berikut atribut janji lainnya seperti kualitas, waktu pengiriman, retur, garansi dan sebagainya. Bisnis anda akan ditinggalkan pelanggan bila tidak mampu lagi menepati janji-janjinya.

Bernie Madoff terbongkar kedoknya ketika ia tidak lagi mampu men-deliver janjinya kepada investor. Umumnya mereka melakukan transaksi dengan supplier secara kredit. Masalahnya, uang yang seharusnya dibayarkan kepada supplier, diputar dulu ke tempat lain yang tidak semestinya, seperti: membuka bisnis baru, beli rumah, beli mobil dan sebagainya (melakukan skema Ponzi).

bernie
Mungkin mereka berpikir bahwa “nasib” supplier ada di tangan mereka. Posisi tawar mereka sangat lemah sehingga mau saja diperlakukan begitu. Mungkin mereka berpikir bahwa janji yang harus ditepati hanyalah kepada pelanggan saja. Itu salah besar. Yang berhak ditepati janjinya adalah semua pihak yang terlibat dalam proses bisnis kita, sekecil apa pun peran mereka!

Tapi, di balik semua itu, janji telah ditunaikan. Saya berprinsip, menjaga nama baik dan menepati janji itu lebih penting ketimbang keuntungan di tangan dengan mengabaikan hak orang lain. Ketika bisnis rugi, bisnis owner lah yang menanggung risikonya. Jangan dilimpahkan kepada pelanggan, karyawan atau partner kita.

there
Perhatikan sikap kontras sebagian orang terhadap klien versus supplier. Kepada klien,  janji itu hukumnya wajib, karena penaltinya berat, bisa-bisa tidak dapat proyek lagi. Tetapi, janji kepada supplier, hmmm… nanti dulu. ‘Mindset’ tiba-tiba berubah. Tagihan bisa ditangguhkan beberapa kali. “Ah… kan dia pasti masih membutuhkan proyek dari kita, tentu tidak keberatan pembayaran ditunda lagi”.

Apa dampaknya jika Anda mengundurkan janji itu membuat supplier atau rekan kerja kita kesulitan aliran dana tunai dan juga kalah janji lain, misalnya tidak bisa membayar THR karyawannya tepat waktu? Mungkin tidak pernah terpikir sampai sejauh itu risikonya. Kerugian finansial memang tidak secara langsung kita bayar, tetapi tetap merupakan kerugian pada pihak lain.

Mungkin sudah waktunya untuk berpikir dalam aspek yang lebih luas. Jika pihak ketiga tersebut kecewa, yang akan terpengaruh bukan saja merek perusahaan, tetapi menyangkut Nama Baik kita sebagai personal. Kita akan dianggap tidak bisa memegang janji. Dalam ilmu branding, pemenuhan janji adalah urusan yang tidak bisa ditawar. Brand yang cemerlang adalah brand yang memenuhi komitmen yang dibuatnya sendiri.

Semoga bisa memberikan anda motivasi dan bisa memberikan anda pengingat agar anda bisa menjadi orang yang lebih tepat dalam memenuhi janji. Terutama janji Anda untuk sukses.

 

Saya Tom MC Ifle,

 

Salam Pencerahan.