By : Tom MC Ifle | Master Business Coaching | Practical Business Coaching | Real Coach | Founder & CEO Top Coach Indonesia | Master Coach #1 Indonesia

Menjadi pebisnis itu tidak melulu hanya milik orang yang mempunyai modal banyak. Jadi ingat sebuah artikel tentang Bob Sadino. Ada seorang anak muda yang bertanya padanya, “bagaimana cara memulai usaha saat tidak punya modal sama sekali.” Almarhum Bob Sadino  balik tanya ke pemuda itu, “punya tanya, punya kaki, punya mata, punya telinga. Sehat semua?” Pemuda itu mengangguk. “La ya itu modalmu.”

Kita seringkali menganggap modal hanya sekedar materi, namun lebih jauh dari itu, tubuh kita yang sehat ini sudah merupakan modal yang sangat berharga, bahkan harganya jauh lebih tak ternilai dibandingkan jutaan hingga miliaran rupiah. Ya, coba aja bayangkan. Misalnya kita punya uang ratusan juta rupiah, tapi tubuh kita lumpuh dan cuma bisa tiduran saja, sama saja kita tidak bisa melakukan usaha apapun. Selama tubuh masih sehat, dan ada niat kuat untuk berikhtiar, maka saat itulah menjadi pebisnis bukanlah hal yang sulit.

Di antara banyak pilihan bisnis, bisnis kuliner menjadi bisnis yang paling banyak dilirik orang. Semua orang pasti butuh makan. Alasan sederhananya itu. Urusan perut selalu menjadi urusan paling penting bagi hampir setiap manusia. Selain itu bisnis kuliner juga memiliki range yang luas, dari minuman, cemilan hingga makan besar, tinggal pilih mana yang mau kita jalankan. Dengan kreativitas yang tinggi, kita bisa mengolah yang biasa-biasa saja menjadi luar biasa.

Contoh sederhananya, tahu. Tahu itu biasa. Semua orang bisa dapat tahu dengan mudah, di pasar, di supermarket. Semua orang bisa mengolahnya, digoreng, dibacem, dibuat opor, ada banyak cara mengolah tahu. Namun pebisnis yang kreatif bisa menciptakan sesuatu yang baru dari sebuah tahu. Misalnya Tahu Mercon, lalu Tahu Jeletot dan yang paling hangat sekarang ini adalah Tahu Bulat.

Tahu Mercon adalah olahan tahu berasa pedas. Sederhana, namun packaging dan pilihan merek dagang yang menarik bisa membuat orang tertarik untuk berbondong-bondong membeli. Begitu juga tahu bulat, secara rasa, jajanan ini biasa saja. Namun cara pemasarannya yang unik dengan dijual di atas pick up yang berjalan dari gang ke gang, sambil diiringi backsound yang khas “tahu bulat, digoreng di mobil, rasanya enak, lima ratus, halal” membuat tidak hanya anak-anak, namun juga orang tua penasaran untuk mencoba.

Tentu saja bisnis usaha kecil menengah di bidang kuliner seperti itu seringnya tidak bertahan lama alias musiman. Tiga bulan pertama namanya akan melejit, namun beberapa bulan kemudian akan bisa langsung turun drastis. Misalnya Kebab Turki yang dulu dengan mudah kita temukan di setiap sudut kota di Indonesia, kini tinggal satu dua booth yang bisa kita lihat.

Persaingan antar bisnis semacam ini sangat tinggi, kreativitas dan pemasaran harus selalu dijaga agar tetap bisa dilirik pembeli. Melakukan diversifikasi produk dan memunculkan produk-produk baru tiap tiga bulan sekali adalah tips untuk bisa tetap bertahan di tengah persaingan bisnis UKM  kuliner yang ketat.

Salam pencerahan,

Tom MC Ifle

Master Business Coaching

Practical Business Coaching

Founder & CEO Top Coach Indonesia

Real Coach



Article source  : http://topcoachindonesia.com/menjaga-agar-bisnis-ukm-kuliner-tetap-dilirik-pembeli/

Picture source : by google