Setiap manusia berhak untuk menikmati hidup. Hidup yang penuh warna, hidup yang damai dan hidup yang tentram. Sayangnya, tidak semua orang tau bagaimana cara menghargai hidup.

Kali ini, Merry Riana mengundang Hanny R Saputra. Ia adalah sutradara ternama di Indonesia yang telah banyak berkontribusi dengan didunia perfilman melalui karya-karyanya. Saat diundang, Hanny baru saja menyelesaikan film barunya, berjudul 12 Menit.

Film ini sangat pas sekali dengan tema The Merry Riana Show kali ini, karena film ini mengangkat kisah tentang bagaimana sebuah grup marching band berlatih selama berbulan-bulan untuk menampilkan 12 menit terbaiknya untuk sebuah pertandingan bergengsi.

Ada banyak sekali bidang yang dapat diambil untuk menyalurkan kecintaan pada kesenian. Mengapa Hanny memutuskan untuk memilih dunia perfilman? Hal itupun mengundang tanya dari Merry.

Darah seni memang sudah ditularkan turun temurun kepada Hanny. Sang ayah yang jago melukis dan memahat patung, menginspirasi Hanny untuk terjun ke bidang yang sama. Hanny pun menjawab panggilan hidupnya dengan menempuh pendidikan di IKJ jurusan penyutradaraan.

Setiap pekerjaan tentu punya tantangan tersendiri. Begitupula dengan apa yang dirasakan Hanny. Sebagai seorang sutradara, ia harus mengerti psikologis para pemain, mengkoreksi hasil gambar dan harus mampu mengkoordinasi tim kru. Tapi dari semuanya itu, Hanny mengaku tantangan terbesarnya adalah melawan diri sendiri. Dengan kata lain, ia harus berhadapan dengan idealismenya, dengan targetnya untuk memberikan film yang memuaskan hati para penonton.

Bagi Hanny, profesi sutradara adalah takdirnya. “Saya merasa profesi sutradara itu jalan hidup sebenernya. Ketika saya memilih film, saya menuju pedang kehidupan, alat saya untuk menuju kehidupan.” Kata Hanny ketika ditanya Merry tentang dampak positif yang ia dapatkan dari pekerjaanya.

Berbicara soal sutradara. Merry Riana yakin, dalam hidup sebenarnya setiap orang berperan sebagai sutradara. Ingin menjadi seperti apa Anda nanti, bergantung dari pilihan Anda sendiri. Kalau dalam proses pembuatan film saja, seorang sutradara harus mampu mengatur semua aspek agar bisa menghasilkan film yang baik dan layak disuguhkan kepada penonton. Hidup pun demikian. Pertama, Anda harus tau apa tujuan hidup Anda. Setelah tau tujuan hidup, kumpulkan potensi-potensi yang Anda miliki. Setelah itu barulah Anda bisa take action untuk memberikan yang terbaik.

Berbicara tentang memberikan yang terbaik. Hanny kembali memberikan tayangan layak untuk perfilman Indonesia, melalui film 12 Menit. Film ini diambil dari kisah nyata, tentang grup Marching Band asal Bontang yang dengan kegigihannya berhasil memenangkan kompetisi tingkat nasional. Kerjasama dan kekompakan tim, serta keuletan dalam berlatih menjadi kunci sukses.

Film yang mengambil lokasi di Jakarta dan Bontang ini diperankan oleh anggota Marching Band itu sendiri serta pemain ternama lainnya, seperti : Titi Raharjo, Didi Petet, Olga Lydia, Verdi Solaiman dan masih banyak lagi. Pesan sederhana tersemat dalam film 12 menit, bahwa semua orang boleh bermimpi.

Merry yang sebelumnya diberi kehormatan untuk melihat preview 12 Menit, ikut berkomentar. Ia sangat terkagum-kagum dengan perjuangan Marching Band Bontang yang berlatih selama ribuan jam, berbulan-bulan, hingga satu atau dua tahun untuk tampil bersama dalam sebuah pertunjukan megah dengan durasi 12 menit. Film ini mengangkat kisah Marchingband asal Bontang yang menjadi satu-satunya group dari daerah yang berhasil menyabet gelar Juara Umum Nasional pada Grand Prix Marchingband di tahun 1994.

1 jam hampir berlalu. Sebelum berpisah, Merry menyimpulkan hal menarik yang ia dapatkan dari film 12 Menit. Jika Anda mampu memaksimalkan setiap waktu yang diberikan Tuhan dengan baik, maka Anda akan bisa mendapatkan hasil yang luar biasa dan menjalani hidup yang indah. Hargailah setiap detik dalam hidup. 

Live Your Best Life for Indonesia!


Article source  : Oki

Picture source : https://pixabay.com/en/users/leelavernissa0-1210952/