Saya pernah membaca kalau Douglas McGregor memiliki teori untuk manajemen SDM, tingkah laku, komunikas, dan pembangunan organisasi. Ada lagi yang dikatakan douglas kalau ada dua teori dalam berbisnis.

Teori ini menentukan respons Anda dalam mengelola karyawan. Yang menjadi masalah adalah, kedua teori ini bersarang di pikiran Anda selaku manager atau business owner.

Model yang dibicarakan disebut Teori X & Teori Y.

1.  Teori X

Siapa sih yang tidak pernah merasakan malas? Semua rang pasti pernah malas saat melakukan sesuatu termasuk saya sendiri. Biasanya sifat malas suka mampir ke Anda karena selalu menghindari pekerjaan karena tidak disukai. Di zaman sekarang ini pasti setiap cita – cita karyawan untuk mencapai tujuan. Tujuan mereka pastinya ingin mendapatkan balas jasa dan jaminan hidup yang tinggi.

Nah, manajer yang sepakat dengan teori X menganggap karyawan pada dasarnya malas, bekerja hanya karena ada imbalan, tidak suka diatur, lebih suka bolos kerja daripada kerja keras untuk atasan mereka.

Namanya juga karyawan. Pastinya Anda akan diawasi supaya kerjanya baik dan hampir sesuai kenyataan. Memang ekspektasi yang tinggi dari seorang pemuka harus mengenal Anda. Cita – cita kecil juga bisa menghasilkan hasil yang maksimal dengan arah yang jelas. Biasanya hal ini dilakukan dengan teori X.

Gaya kerja Manajer dengan asumsi teori X akan memperlakukan karyawan dengan lebih tegas, kaku, penuh aturan dan hukumannya sangat tegas.

2. Teori Y

Kalau teori ini dilihat dari kegiatannya sehari – hari. Dengan rasa yang sama sepertii Anda lakukan sendiri mampu membuat Anda tidak akan mendapat pengawasan dan ancaman. Kalau kebalikannya terjadi sudah pasti Anda akan diberi pengawasan atau ancaman yang sangat ketat.

Manajer yang meyakini Teori Y mempercayai bahwa setiap karyawan adalah handal, punya tujuan yang jelas, suka bekerja, termotivasi dan semangat untuk berprestasi.

Hal itu karena mereka punya pengendalian diri dan pengembangan kemampuan diri. Tujuannya sudah pasti membuat Anda lebih kreatif, imaginatif, pandai, dan tahu akan tanggung jawab. Kerja keras tidak perlu Anda lakukan dengan segaa cara. Mulai dulu dengan memanajemen usaha atau bisnis Ada dulu.

Jika Anda percaya Teori Y, maka anda akan lebih suka memberi delegasi kepada team, melatih mereka untuk mengambil keputusan sendiri, bahkan membantu karyawan dalam mengembangkan keahlian baru yang dapat diaplikasikan dalam bekerja.

Realita Pengusaha

Banyak sekali pengusaha yang sangat takut untuk melepaskan wewenang besar kepada karyawan. Misalnya, keuangan selalu dipegang oleh keluarga. Padahal keluarga belum tentu memahami cara mengelola uang dengan professional.

Apakah Anda bagian teori x atau teori y? Anda tidak perlu khawatir karena setiap orang punya dominan X atau Y. Salah satu teori saja yang ditimbulkan itu belum cukup. Anda juga harus bisa menjadi orang yang fleksible. Anda bisa saja condong ke X kemudian beralih ke Y tergantung persoalan yang ada.

Memang bisa dirubah begitu saja? Anda sebelumnya harus tahu manusia itu dipengaruhi sifat genetik, pola asuh dan pergaulan. Usia Anda yang semakin bertambah membuat Anda tidak memerlukan perubahan diri dari sifat genetik dan pola asuh lagi. Anda punya kebebasan untuk ada dilingkungan hidup dengan bergaul. Kalau daerah Anda bergaul belum membuat Anda jadi baik, berarti Anda harus memperluas dan mencari teman lainnya.

Teman – teman disekeliling Anda itu akan mengubah cara Anda bersikap secara tidak sadar. Lingkungan yang berbeda pastinya adatnya juga beda. Kalau gitu pasti sikap dan pola pikirnya beda juga. So, selalu buat Anda berada pada lingkungan yang bisa membawa kebaikan pada Anda. Saya yakin lingkungan positif akan membuat Anda menjadi pribadi yang baik apalagi dalam hal memimpin.

 

Salam pencerahan,

Tom MC Ifle



Article source  : http://topcoachindonesia.com/mengenal-teori-x-dan-y-dalam-sebuah-bisnis/

Picture source : by google