Seorang petani meiliki 4 ekor anak anjing yang baru berumur 2 minggu dan hendak menjual mereka. Lalu ia membuat sebuah papan iklan dan akan memaku di sudut pagar ladangnya.

Saat ia hendak memukul paku yang terakhir di papan itu, ia merasa seperti ada yang menarik-narik kakinya.

Ketika ia menoleh ke arah bawah, ada seorang anak laki-laki bernama Dave disana.

“Pak” katanya,

“aku ingin membeli salah satu anak anjingmu.”

 “Baiklah,” kata si petani dengan senyum sambil mengusap peluh di keningnya,

“anak-anak anjing ini dilahirkan oleh induk yang sehat oleh karena itu harganya cukup tinggi.”

Dave tertunduk sejenak, lalu merogoh kantongnya mengeluarkan sejumlah uang

dan memberikannya kepada petani.

 “Aku hanya punya 39 cent. Apakah ini cukup?”

 “Tentu saja,” kata petani itu.

Kemudian si petani meniup peluit dan memanggil anak-anak anjingnya.

“Dolly, kemari!” ia memanggil anjing-anjing kecilnya.

Dari dalam sebuah rumah anjing keluarlah Dolly, seekor anak anjing lucu

berlari dengan lincahnya diikuti oleh anak-anak anjing lainnya.

Dave sangat senang melihat anjing-anjing datang dan menghampirinya.

Akan tetapi, Dave mendapati satu ekor anak anjing lagi berukuran lebih kecil

baru saja keluar darisana dengan perlahan dan tertatih hendak mengejar sodara-sodaranya.

“Saya mau yang ini,” kata Dave sambil menunjuk anak anjing lemah itu.

Petani ini berlutut di samping Dave dan berkata :

“Nak, kamu tidak akan menginginkan yang satu ini. Dia tidak akan bisa berlari kencang dan bermain bersamamu seperti anak-anak anjing lainnya.”

Dave mundur selangkah, duduk di tanah dan mulai menggulung kaki celananya perlahan.

Dari balik celana panjangnya, ia memperlihatkan sepasang kaki palsu yang terbuat dari baja

mulai dari bawah lutut hingga ke telapak kaki yang dibungkus dengan sepatu.

 “Anda lihat pak, saya juga tidak bisa berlari cepat dengan kaki ini.

Itulah sebabnya saya memilih dia karena dia pun butuh seseorang yang mengerti keadaannya.”

Dengan airmata, si petani meraih anak anjing kecil itu dengan perlahan,

memeluknya dan memberikannya kepada Dave.

 “Berapa harganya pak?” Dave bertanya.

“Gratis,” jawab si petani,

“tak ada biaya untuk sebuah Cinta nak.”

 

 

Photo Credit: carf