Cara Cerdas Mengatasi Kegagalan

Ketika Anda gagal, Anda memiliki sebuah pilihan – fokus akan fakta atau perasaan.

Jikalau Anda menekankan kepada perasaan Anda setelah sebuah kegagalan, Anda akan masuk ke dalam mindset orang korban (victim).Mindset Seorang Korban

Jikalau Anda adalah “korban” dari kegagalan, fokus Anda menjadi kegagalan Anda. Anda akan berkonsentrasi akan bagaimana rasanya untuk dapat gagal (merasa buruk). Ini adalah sebuah ide yang buruk karena dua alasan:

Anda mungkin tidak akan pernah mencoba lagi. Merasa buruk dan menghadapi akibat yang negatif bukanlah hasil yang diharapkan setiap orang ketika mereka sedang mencoba sesuatu yang baru. Tenggelam dalam hal ini mengasosiasikan mereka dengan keputusan Anda untuk memulai, dan membuat Anda akan tidak akan pernah mau mencoba lagi.
Mindset ini menekankan pada hasil akhir, dan tidak pada perjalanannya. Perjalanan Anda tidak pernah tidak berharga, dan ini seringkali menjadi bagian terbesar dari proyek apapun. Dalam sebuah perjalanan yang berakhir di sukses atau kegagalan, Anda akan belajar banyak.

Jangan menerima kata korban jikalau Anda gagal. Korban adalah sesuatu yang pasif dan tidak berdaya, dan Anda bukanlah keduanya! Kegagalan terasa buruk daripada yang seharusnya.

Cara yang Cerdas Mengatasi Kegagalan

Cara terbaik untuk mengatasi kegagalan adalah dalam bentuk mengisi kalimat yang kosong. Kalimat ini membuat penekanan akan fakta dan meletakkan pikiran Anda di dalam mode menyelesaikan masalah.

Lain kali, saya dapat __________ untuk menghindari kegagalan.

Kalimat ini dimulai dari mengatakan “lain kali” yang menekankan bahwa Anda akan melakukan kesempatan berikutnya! Dan mengapa Anda tidak mencoba lagi? Mengapa Anda tidak mengejar kesuksesan juga? Berapa banyak pemain pelempar panah yang berhenti ketika mereka gagal melempar panah pertama dan tidak mengenai titik utama? Tidak ada. Mereka mencoba dan mencoba lagi, dan Anda pun seharusnya begitu.

Hal yang penting yang dapat Anda lakukan ketika Anda gagal adalah mencari tahu mengapa Anda gagal. Titik-titik kosong dalam kalimat memfokuskan pikiran Anda dalam mencari jawaban; daripada Anda mengeluh, sekarang Anda adalah seorang pemecah masalah. Ketika Anda mencari tahu mengapa Anda gagal kali ini, Anda akan dapat mencegahnya terjadi kembali di lain waktu.

Tetapi bagaimana dengan emosi kegagalan? Tidaklah selalu mudah atau memungkinkan untuk menghilangkan ini langsung. Mungkin Anda merasa sedih, kalah, dan bahkan marah.

Hal yang cerdas untuk mengatasi emosi negatif dari kegagalan adalah mentransformasikan mereka ke dalam determinasi tidak ada kerugian (nothing to lose). Jikalau Anda sudah merasa kalah, maka ukurannya sudah sangat rendah dan Anda dapat mencoba segalanya yang Anda miliki, tanpa adanya ketakutan. Jikalau Anda merasa marah, maka ini adalah sesuatu yang baik untuk menggunakan itu sebagai determinasi dan fokus yang sangat intens.

Contohnya: Kegagalan Sebuah Bisnis Kecil

John memulai sebuah bisnis kecil bernama Music Pens – sebuah pen yang dapat memainkan file musik mp3. Hal ini menghabiskan dirinya $10,000 untuk memulai memproduksi pen musiknya di tahap awal, dan dalam sekitar 14 bulan, bisnis ini mengalami kerugian senilai $46,000 dan ia harus menutupnya. Ini adalah conoth yang dapat ia lakukan untuk mengatasi kegagalannya dengan cara yang pintar.

Lain kali, saya akan ___________ untuk mencegah kegagalan.

“Mengukur permintaan pasar sebelum saya investasi”. John menemukan bahwa ia memulai terlalu lambat sehingga tidak ada pasar yang tersisa untuk produknya. Ia menciptakan sebuah pen yang juga adalah sebuah mp3 player, tetapi orang-orang tampaknya cukup bahagia untuk mendapatkan kedua hal tersebut terpisah. Jikalau saja ia melakukan testing akan permintaan pasar terlebih dahulu, ia mungkin dapat saja mengubah produknya menjadi produk dimana orang-orang inginkan atau ia dapat mencari ide yang lain.

“Mengukur biaya menjalankan bisnis dengan lebih baik”. Produk John, ketika tidak dalam permintaan, mulai menunjukkan potensi, tetapi pada titik tersebut, ia telah kehabisan uang. Sebuah proyeksi yang lebih baik dapat mengubah strateginya untuk memberikan produknya menjadi kesempatan yang lebih besar untuk sukses.

Solusi lainnya, mendapatkan investor dari luar juga dapat menyelesaikan masalahnya.

“Meng-outsource kelemahannya”. John adalah seorang pemasaran dan copywriter yang baik, tetapi kemampuan desainnya tidak bagus. Untuk menghemat uang, ia mengambar sendiri brandnya, yang dipikirnya merusak brandnya. Jikalau saja ia meng-outsource pekerjaan tersebut kepada seorang professional, ia dapat menghabiskan waktunya untuk fokus di kemampuan pemasarannya untuk mempromosikan produknya dengan desain yang lebih baik!

Johan mungkin akan belajar lebih banyak dibandingkan tiga pelajaran diatas dari pengalamannya, dan jikalau ia memulai bisnis lain, ia akan memiliki kesempatan yang lebih besar untuk sukses. Henry Ford gagal dua kali dalam usahanya membangun sebuah perusahaan mobil yang sukses sebelum ia menemukan perusahaan Ford Motor. Belajar adalah nilai dari kegagalan, tetapi untuk dapat mendapatkan nilai ini, sangat penting bagi kita untuk menganalisa kegagalan kita secara logis dan mengubah emosi negatif Anda menjadi sesuatu yang membantu seperti determinasi dan tanpa ketakutan.

Anda dapat mengaplikasikan metodologi yang sama untuk kegagalan Anda. Hanya saja hati-hati untuk tidak membiarkan perasaan gagal tersebut mendikte respon Anda akannya.

Apa yang merupakan cara cerdas dalam mengatasi kegagalan? Pertama tanya mengapa hal itu terjadi, dan konversikan segala emosi negatif Anda menjadi determinasi. Sebuah bonus tips adalah untuk memanfaatkan pengetahuan Anda yang baru ini untuk memberikan Anda kepercayaan diri yang lebih baik untuk percobaan berikutnya. Ketika Anda gagal, Anda akan mendapatkan pengalaman lebih banyak, determinasi dan kepercayaan dan sukses akan menjadi kenyataan.


Photo Credit: Alex E. Proimos