Siapa sih yang tidak ingin mempunyai Produk Sempurna? Dengan produk yang sempurna bisa membuat produk laris di pasaran, bisnis sukses dan punya cabang dimana-mana. Namun, kenyataannya tidak sedikit Business Owner di luar sana yang berpikir demikian tetapi justru membuat mereka terjebak dengan yang namanya penundaan. Sebelumnya, perlu disadari bahwa bisnis itu tidak akan bisa dimulai jika segala sesuatunya menunggu sempurna.
Mengapa Anda tidak perlu menunggu Produk Sempurna baru memulai bisnis?
Mari kita lihat, apa yang terjadi ketika Business Owner menunggu Produk Sempurna dulu baru dipasarkan? Yang terjadi adalah bisnis tidak akan jalan dan pada akhirnya bisnis akan ditinggalkan. Waktu pertama kali berbisnis, saya menunda berbulan-bulan bahkan sampai bertahun-tahun. Pada saat saya umur 30 tahun saya bilang pada diri sendiri, “saya harus berbisnis, saya harus berbisnis.” Ternyata saya baru berbisnis umur 34 tahun.
Ketika Business Owner menunggu produk yang sempurna, menunggu orang mengatakan suka sekali dengan produknya atau ketika Anda merasa bahwa “produk saya masih belum sempurna nih,” tentu Anda akan menunda terus menerus dan pada akhirnya membuat Anda merasa tidak layak untuk berbisnis.
So, pertanyaan saya sekarang adalah apakah Anda masih menunggu atau tetap menjalankan bisnis Anda walaupun produk tersebut belum sempurna tetapi kemudian ada perbaikan?
Memang banyak perusahaan ingin memiliki produk yang sempurna atau membuat produk yang scalable. Maksudnya adalah bisa dijadikan produk andalan dan bisa dijadikan produk yang disebar ke seluruh dunia. Tetapi yang menjadi masalah adalah produk apapun, baik itu Apple, Google, Samsung, Microsoft, apapun produk yang Anda anggap perfect saat ini, awalnya adalah produk yang tidak sempurna bahkan terkadang tidak diterima.
Pernahkah Anda perhatikan bahwa Software Windows dari Microsoft muncul dalam versi 2.0 atau windows 3.0? Windows tersebut hadir dengan features dan tampilannya yang sangat pas-pasan. Berbeda sekali apabila Anda melihat seri windows terkini semisalnya Windows 7 dan Windows XP.

Kemudian pertama kali Apple menawakan Mac, itu dari mesin ketik lalu diberi monitor. Anda pun bisa melihat Honda 70 yang mungkin sangat terkenal dengan julukan “si pitung” beredar di pasaran. Padahal waktu itu, motor tersebut paling rewel dengan platinanya. Dari hal ini, Anda bisa mengambil pelajaran bahwa mereka tidak pernah menunggu produknya sempurna.
Jadi, belum tentu untuk membuat bisnis Anda sukses harus menunggu produk Anda sempurna terlebih dahulu. Tetapi jika Anda ingin membuat produk yang sempurna, ada 2 syarat yang harus Anda lakukan, tentu hal ini bisa berhasil jika Anda mau menyempurnakan produk Anda.

1. Produk Tidak Sempurna
Ingat, untuk membuat produk yang sempurna maka Anda perlu membuat produk yang tidak sempurna terlebih dahulu.
2. Feedback Produk dari Customer
Anda bisa tes dari Produk yang belum sempurna tersebut kemudian produk dicoba oleh customer. Ketika customer menikmati dan menggunakan produk Anda, mereka akan memberikan feedback.
Jadi, ada produk kemudian pengalaman dan setelah itu feedback. Dari semua hal itulah, maka Anda bisa memperbaiki produk menjadi lebih sempurna.
5 Alasan Produk Tidak akan Sempurna
Nah, saya akan memberikan 5 alasan kenapa produk Anda tidak akan bisa sempurna, walaupun produk yang Anda punya sudah bisa dikatakan baik.

1. Customer Selalu Menemukan Kesalahan

Apapun produk yang Anda buat, customer pasti akan menemukan kesalahan di dalam produk tersebut. Kenapa? Karena customer itu seperti memiliki radar untuk merasakan satu kesalahan dalam sebuah produk yang Anda berikan. Selain customer yang menggunakan produk, ia juga pengkoreksi yang baik untuk kemajuan bisnis Anda.

Misalnya, ada hotel yang mewah kemudian customer masuk ke dalam hotel, mungkin awalnya dia sangat menikmati melihat suasana hotel yang luar biasa dan perfect tetapi ketika customer ke toilet ada kecoa atau bisa jadi ada tikus. Nah, apapun produk Anda, bisa saja dianggap tidak sempurna karena customer bisa menemukan kesalahan produk tersebut secara langsung.


2. Customer Tidak Butuh Produk

Produk yang telah Anda buat belum tentu dibutuhkan oleh customer. Anda mungkin membuat sebuah produk komputer, lalu produk tersebut pertamanya untuk mempermudah orang membuat ketikan, mengganti mesin tik, Excel Spreadsheet atau tabel-tabel. Tetapi ternyata customer lucu, dia tidak membuat itu sebagai alat untuk menggantikan mesin ketik tetapi untuk main game.

Ternyata ketika Anda berpikir, “saya membuat komputer tujuan awalnya untuk menggantikan mesin ketik.” Nyatanya customer bisa menemukan fungsi lain dari komputer itu. Bisa jadi ketika Anda membuat cafe, tujuannya adalah untuk orang minum kopi. Ternyata, customer menemukan ide baru yaitu apa? Membuat cafe Anda menjadi tempat nongkrong, diskusi, meeting dsb.

3. Bisnis Butuh Partnership

Pada saat Anda membuat sebuah produk, produk itu selalu membutuhkan partnership dengan yang lain. Misal contohnya adalah waktu pertama kali Apple membuat Apps yang tidak bisa kompatibel dengan Windows, apa yang terjadi? Windows semakin lama semakin menang dan Apple bertahan dengan pasar yang sangat-sangat kecil.

Sampai kemudian pada satu titik mereka mengatakan, kita harus berubah dan melakukan transformasi. Transformasinya apa? Dia bisa membuat Apple berintegrasi dengan pihak-pihak ketiga.

4. Membutuhkan Research Produk

Kita harus tahu bahwa research produk tidak bisa dilakukan di dalam kelas. Research produk sebaiknya dilakukan di luar kantor dan kalau bisa Anda melihat cara customer menggunakan produk Anda. Jangan-jangan Anda membuat produk yang salah kaprah dan tidak bisa diterima oleh customer.

Nah, research produk ini merupakan bukti bahwa produk sebagus apapun, pasti membutuhkan perbaikan dari luar yang berguna untuk sebuah produk. Research produk ini digunakan untuk mengembangkan strategi yang efektif, menimbang keputusan pro dan kontra, menentukan tujuan bisnis untuk masa depan dan masih banyak lagi.

5. Pelanggan sebagai Research Team

Seorang Business Owner harus mengajak pelanggannya sebagai bagian dari research team. Jadi, Anda harus mengajak customer untuk mengobrol dan mendukung produk Anda lalu mengajak mereka memberikan masukan-masukan yang bermanfaat agar target-target Anda untuk melayani customer tercapai.

So, strategi ini akan menjadi sangat bermanfaat kalau Anda terus-menerus menjalankan 3 hal ini. Yakni: Produk, Pengalaman dan Masukan Customer. Ketiga hal ini akan membantu Anda untuk membuat sebuah produk yang sempurna.
Jadi, sekarang Anda sudah menemukan jawaban bahwa lebih baik bertindak dengan risiko tapi mempunyai kemungkinan membuat bisnis suskes atau tidak melakukan tindakan apapun dan hal tersebut tentu tidak memberikan perubahan apa-apa pada bisnis atau perusahaan Anda. Selamat bekerja, selamat beraktifitas dan sukses untuk bisnis Anda.


Salam Pencerahan!

TOM MC IFLE
* Indonesia’s #1 Business Coach
* Lean Six Sigma Coach
* Certified Matriz Level 1 Facilitator
* CEO Top Coach Indonesia


Artikel : Link

Image : Google