By : Tom MC Ifle | Master Business Coaching | Practical Business Coaching | Real Coach | Founder & CEO Top Coach Indonesia | Master Coach #1 Indonesia

Siapa Sri Ningsih? Silakan googling, akan banyak kita temukan nama tersebut. Namun Sri Ningsih mana yang saya maksud?

Sri Ningsih dalam Tentang Kamu, sebuah novel besutan Tere Liye, salah satu penulis papan atas negeri ini. Saya sedang tidak ingin membahas soal novel dan tulisannya bang Tere Liye saat ini. Tapi saat saya membaca novel tersebut, saya membayangkan jika saja Sri Ningsih adalah sosok yang benar-benar nyata dan masih hidup, pastinya ia akan diminta mengisi seminar bisnis dari satu kota ke kota lainnya.

Sri Ningsih dalam novel tersebut digambarkan sebagai seorang perempuan kelahiran Sumbawa yang mengenyam pendidikan madrasah di Surakarta. Lika-liku hidup yang ia jalani membawanya hingga ke Jakarta dan membangun bisnisnya, dari bisnis kuliner hingga pabrik toiletries ia jabani hingga ia bisa memiliki kekayaan milyaran rupiah. Meski akhirnya bisnis tersebut kemudian ia tinggalkan dan ia memilih tinggal di luar negeri mengejar mimpinya yang lain, namun yang saya garis bawahi di sini bagaimana seorang wanita yang tidak mengenyam pendidikan tinggi dan awalnya tidak memiliki banyak uang bisa sukses dalam bisnisnya.

Mimpi. Setiap pebisnis harus punya mimpi. Awal dari sebuah bisnis adalah mimpi. Mimpi adalah tujuan dan harapan saat kita membangun bisnis. Coba buatlah daftar impian kita, dan jadikan itu lecutan untuk kita ketika ingin memulai bisnis. Kalau perlu tempelkan impian itu di depan meja kerja, sehingga saat semangat mulai mengendur, kita bisa membaca kembali mimpi-mimpi tersebut.

Etos Kerja dan Disiplin. Pebisnis yang sukses tidak hanya sekedar memiliki niat dan modal yang besar, tapi juga harus didukung dengan semangat dan etos kerja yang tinggi. Sri Ningsih telah terbiasa untuk hidup dengan susah payah, tidak leha-leha. Ia terbiasa bangun jam empat pagi dan melakukan aktivitas ini itu sedari belia. Kebiasaan inilah yang membentuknya menjadi pengusaha wanita yang kuat dan tahan banting. Kalau mau sukses ya harus kerja keras, tidak kenal nanti dan santai-santai.

Trial and Error. Ada kalanya usaha yang kita bangun dan telah berkembang harus jatuh bahkan hancur lebur tanpa bisa tertolong. Sri Ningsih pun mengalaminya. Setelah usaha nasi goreng gerobaknya ditiru banyak orang dan labanya tidak lagi setinggi saat ia menjadi satu-satunya penjual nasi goreng dengan gerobak, ia mencari lahan lain untuk digarap. Kemudian ia banting setir menjadi pengusaha rental mobil.

Namun sebuah peristiwa besar membuatnya kehilangan belasan mobil yang ia miliki hingga ia hampir ambruk. Dengan semangat yang kembali bangkit, ia kemudian merintis usaha kembali di bidang toiletries. Dari sini, kita bisa belajar pebisnis tangguh tidak boleh takut hancur dan gagal. Sekalinya jatuh, harus sanggup bangun dan mulai dari awal lagi.

Diversifikasi Produk. Saat Sri Ningsih membangun bisnis toiletries, awalnya ia hanya fokus pada sabun mandi. Namun dalam perkembangannya, ia mulai memproduksi sabun cuci, pasta gigi dan produk-produk lainnya. Inilah yang dinamakan diversifikasi produk. Sebagai pebisnis kita harus selalu kreatif dan mengeksplor apa kebutuhan pasar. Jika kita telah sukses dengan sosis bakar sebagai lahan bisnis kita, kita tidak harus stagnan dengan sosis bakar. Kita bisa mengembangkan menu lain, bakso bakar atau takoyaki misalnya.

Mungkin banyak yang akan berkomentar, ya iyalah itu kan cuma novel, pintar-pintarnya si novelis merancang tokohnya. Ya, kalau seperti itu caranya kita memandang sebuah novel, kita tidak akan mampu mengambil nilai dari setiap novel yang kita baca. Meskipun hanya tokoh dari sebuah novel, namun buat saya Sri Ningsih mengajarkan saya beberapa hal penting di atas yang menginspirasi saya untuk berbisnis.

Salam pencerahan,

Tom MC Ifle

Master Business Coaching

Practical Business Coaching

Founder & CEO Top Coach Indonesia

Real Coach



Article source  : http://topcoachindonesia.com/belajar-bisnis-dari-sri-ningsih-2/

Picture source : by google