Jika Anda berkesempatan datang ke India dan melihat sosok pria ini, mungkin Anda tak pernah menyangka siapa dia. Ia kadang berjalan-jalan seperti orang kebanyakan. Ia bahkan juga tak jengah untuk naik kendaraan umum atau taksi saat hendak bepergian.

Ketika datang ke dari bandara, ia juga tak harus dijemput oleh pegawai atau karyawannya. Padahal, pria bernama Azim Premji ini adalah seorang multimilioner dari India. Ia bahkan masuk sebagai daftar 25 orang terkaya versi Forbes dan TIME.

Terlahir dari keluarga yang dianggap minoritas, Azim yang beragama Islam, sebenarnya menjadi pengusaha karena sebuah faktor keterdesakan. Sang ayah yang memiliki usaha minyak goreng meninggal saat Azim masih berusia 21 tahun.

Ketika itu, ia yang baru lulus dari Universitas Stanford Amerika segera dipanggil pulang ke India untuk menggantikan posisi ayahnya.Dalam usia semuda itu, Azim langsung diuji untuk meneruskan usaha keluarga yang sudah cukup berkembang kala itu. Namun, ternyata, usia yang muda membuat sejumlah orang merasa ragu dengan kemampuannya.

Pada saat itulah, mampu menujukkan kedewasaannya. Dengan tangan dingin, Azim bertindak tegas membeli saham orang yang meragukan kemampuannya itu, dan mengganti dengan orang lain. Kemudian, ia juga memutar haluan core business usahanya dari usaha minyak goreng menjadi usaha berbasis teknologi informasi (TI). Sebab, dari pengalamannya menimba ilmu di Amerika, Azim menemukan bahwa TI akan menjadi unit usaha yang sangat menguntungkan di masa depan.

Azim kemudian membangun bisnis Wipro Technologies untuk mewujudkan visi ke depannya itu. Dan, seperti yang sudah terlihat hasilnya saat ini, Wipro di tangan Azim menjelma menjadi imperium bisnis di bidang TI yang sangat besar. Wipro Technologies bukan hanya menjadi perusahaan TI terbesar di India, bahkan termasuk salah satu yang terbesar di dunia.
Semua itu, menurut Azim bisa dicapai karena kerja tim.

Karena itu, Azim sangat peduli pada pengembangan SDM bagi karyawannya. Untuk itu, ia membuat program Wipro’s Leadership Programs untuk mencetak tim dan pemimpin yang bisa diandalkan untuk membangun bisnisnya. Selain itu, di India, pria yang kini tinggal di Bangalore itu dikenal sebagai pelopor standar kualitas tertinggi bagi tiap unit bisnisnya.

Sebagai salah satu bukti, Azim adalah orang pertama yang menerapkan sistem Six Sigma, sebuah pola manajemen moderen di perusahaannya. Wipro bahkan dinobatkan sebagai perusahaan penyedia layanan software yang mencapai level 5 standar SEI CMM, yakni level tertinggi dalam kategori layanan.

Wipro juga mendapat predikat level tertinggi dalam kategori People Capability Maturity Model. Dengan pencapaian ini, Azim membuktikan, dengan mengedepankan kualitas dan integritas, siapapun bisa menjadi sukses di bidangnya.

Kini, meski memiliki kekayaan mencapai USD18.5 miliar atau sekitar Rp170 triliun, Azim tetap bersikap sederhana dan rendah hati. Ia bahkan tak pernah meminta diistimewakan, meski di perusahaannya sendiri. Ia bahkan tak punya tempat parkir khusus layaknya CEO lain.

Dengan kekayaan itu, Azim juga menunjukan kepeduliannya pada dunia pendidikan. Ia berpendapat, India bisa maju jika SDM-nya juga maju tingkat pendidikannya. Karena itu, secara khusus raja teknologi India ini mendirikan Yayasan Azim Premji. Visinya, yaitu menyediakan pendidikan yang setara dan adil bagi semua golongan.

Dari yayasan ini, ia telah menyekolahkan sekitar 1,8 juta siswa dari berbagai golongan dengan berbagai program pengembangan SDM.
Kesuksesan Azim Premji menunjukkan bahwa dengan mengedepankan kualitas dan integritas, seseorang bisa menggapai impiannya. Ia juga menunjukkan bahwa dengan kerja tim, sebuah hal yang biasa, bisa menjadi kekuatan yang luar biasa.

Azim juga tak lupa bahwa semua orang punya hak yang sama untuk sukses. Karena itu, kepeduliannya membangun dunia pendidikan di India patut dijadikan contoh bahwa kesuksesan akan jauh lebih berarti jika bisa menularkan kesuksesan itu kepada orang lain.

Photo Credit: TwoCircles.net