Berdasarkan laporan CNN Indonesia, data Dirjen Industri Kecil-Menengah Kementerian Perindustrian, sekitar 40 persen di luar Jawa dan 60 persen di Jawa. “Dari jumlah UKM itu, hanya 30-40 persen yang sudah memanfaatkan kecanggihan TI (teknologi informasi) untuk mengembangkan bisnisnya.

Menurut laporan tersebut, kebanyakan dana alokasi untuk teknologi informasi UKM hanya berkisar pada komputer atau ponsel. Tentu saja dua hal tersebut belum cukup untuk mendukung jalannya UKM di era revolusi digital.

Pemilik UKM  khawatir terhadap besarnya biaya yang dikeluarkan untuk alokasi teknologi informasi. Padahal tidak semua perangkat teknologi informasi perlu mengeluarkan biaya. Tersedia banyak free tools yang bisa manfaatkan pemilik UKM untuk keberlangsungan bisnisnya, dari aplikasi untuk mengelola website hingga aplikasi laporan keuangan.

Pada artikel ini saya ingin mengucapkan selamat, karena anda telah memutuskan untuk memiliki diferensiasi dalam menjalankan bisnis anda, sebelum anda menikmati bonus 10 video yang ada di dalam bonus buku Go Start Up.

Saya ingin memberikan anda beberapa perbedaan antara UKM dan Start Up Company, banyak sekali orang yang menyamakan Usaha Kecil Menengah dengan Start Up. Mungkin karena mereka berpikir bahwa Start Up adalah bisnis yang baru mulai, sementara UKM juga banyak sekali yang baru memulai bisnisnya.

Nah, supaya tidak ada salah persepsi lagi, saya akan memberikan beberapa perbedaan yang sangat signifikan antara UKM dan Start Up.

Perbedaan yang pertama UKM adalah perusahaan yang dimiliki oleh pribadi dengan tujuan mendatangkan profit untuk pribadi. Sedangkan Start Up, bisa jadi pada awalnya dimiliki oleh pribadi, tetapi Start Up juga bisa dimiliki oleh investor-investor besar.

Perbedaan yang kedua adalah UKM dalam 5, 6 sampai 10 tahun ke depan tetap UKM, tetapi Start Up adalah miniatur dari perusahaan raksasa. Jadi pada saat memulai bisnis UKMfokusnya hanya pada profit, mengunakan produk yang sudah ada dan bersaing dengan kompetitor yang sudah ada.

Sedangkan Start Up adalah perusahaan mini dari perusahaan raksasa, Goal-nya mendominasi dunia, goal-nya menjadi marketleadergoal-nya adalah mendisrupsi, jadi sangat berbeda antara Small and Medium Company (UKM) dan Start Up Company.

Perbedaan yang ketiga antara Start Up dan UKM. UKM resikonya ditanggung oleh business owner,  Start Up Company ketika sudah go-public, ketika sudah dimiliki banyak oleh banyak investor, maka resiko ditanggung bersama-sama, resiko tidak di tanggung oleh business owner, tetapi ditanggung bersama-sama oleh investor.

Perbedaan yang keempat, UKM bisa jadi tidak Repetable dan tidak ScalableRepetable artinya kalau dibuka cabang baru kalau dibuka cabang di tempat yang berbeda tidak sesukses cabang yang pertama itu artinya tidak repetable yang kedua tidak scalabel.

Scalabel artinya apa? bisa tidak diglobalkan umumnya, UKM tidak bisa diglobalkan. UKMhanya kuat di local content, di local market, di local produk. Sedangkan Start Up harus memenuhi 2 syarat ini.

Contoh jika  saya membuka cabang di Jakarta, maka ketika saya buka cabang di Malang, di Bondowoso, di Jambi atau bahkan negara Singapura, maka cabang itu harus sama suksesnya, dan harus scalable. Tidak hanya bisa bergantung pada 1 wilayah saja, atau bergantung dari satu produk saja, dia harus bisa diglobalkan ke seluruh dunia.

federal

Contoh yang paling sederhana adalah Gojek, mengambil konsep bisnis UBERUBER sangat repeatable karena di negara Singapura sukses, di Penang Malaysia sukses, di Indonesia sukses, di Inggris sukses juga dan sangat  scalablescalable artinya apa? berarti bukan hanya di negara Jerman saja, bukan hanya di negara Inggris saja, tapi di seluruh dunia bisa dibuka atau bisa dikembangkan konsep yang sama dengan uber.

Scalable merupakan salah satu kunci penting bagi Start Up untuk mengembangkan bisnisnya. Hal ini memungkinkan perusahaan Start Upuntuk beradaptasi dengan beban kerja yang lebih tinggi tanpa harus mengorbankan performa atau keuntungan.

Sayangnya, tidak semua bisnis bisa melakukan hal tersebut. Beberapa Start Up memulai bisnis mereka tanpa sistem, pegawai, atau mindset yang tepat sehingga susah untuk meningkatkan skalabilitas.

federal

Scalable, adalah bisnis yang bisa melayani sebanyak mungkin konsumen. Mulai dari skala lokal, nasional, regional, dan internasional. Ada bisnis yang keren tapi hanya mampu melayani di kota tertentu saja misalnya.

Dan tidak bisa dibawa melintasi propinsi (bisa karna bahan baku). Scalable juga merupakan sebuah mindset perusahaan. Anda membutuhkan sistemasi bisnis, proses, planning, dan SDM yang tepat, tetapi Anda juga wajib memiliki mindset positif agar bisa sukses.

Menjalankan bisnis yang scalable berarti Anda bebas untuk mewujudkan mimpi, mendapat penghasilan dari mimpi tersebut, dan menikmati prosesnya.
Bagaimana Start Up Company bisa Scalableapabila tidak ada orang yang mengetahui tentang hal tersebut? Fokuslah pada aspek marketing dan Scalable akan mengikuti dengan sendirinya.

Meski begitu, perlu diingat bahwa tidak seluruh bentuk marketing memiliki sifat Scalable. Yang memang merupakan salah satu metode Scalable paling berkembang.

Konten marketing memiliki nilai berkelanjutan dan potensi untuk viral, menjadikannya sebagai metode mengembangkan Scalable paling tepat untuk perusahaan Start Up.

Dalam bonus 10 video dimaksudkan agar anda bisa memahami bagaimana cara menemukan konsep bisnis Start Up yang  efektif.

dan 10 video ini bisa anda ulang-ulang, bisa anda gunakan sebagai inspirasi dan bisa anda gunakan untuk menciptakan Start Up bisnis baru, yang Scalable dan Repeatable.

 

Saya Tom MC Ifle

 

Salam Pencerahan




Artikel : Link

Image : Google