Berbagai macam lingkungan kerja pada suatu tempat usaha atau bisnis, tentunya sangat beragam kondisinya. Pada dasarnya suatu kondisi yang nyaman akan meningkatkan etos kerja dari para karyawannya.

Hal tersebut juga didukung oleh seorang manager yang bertugas memanajemen segala hal untuk mencapai target yang telah ditentukan. Manajemen berdasarakan Robbin dan Coulter (2007) merupakan serangkaian proses pengkoordinasian aktifitas pekerjaan supaya terselesaikan secara efisian dan efektif. Efisien yang dimaksud adalah dengan melakukan input terkecil untuk mendapatkan output yang besar. Sedangkan efektif adalah menyelesaikan visi dari perusahaan.

Di Indonesia khususnya, peran ini akan segera digantikan oleh generasi muda baru yang tumbuh dengan pesat. Mereka adalah generasi milenial atau digital native yang lahir antara tahun 1980 sampai 2000an. Mereka disebut dengan generasi Y. Jumlahnya diprediksi akan berada pada posisi maksimal tahun 2020. Bank dunia memprediksi usia produktif akan melonjak 50-60 persen. Bahkan saat ini sudah terlihat usia produktif antara 15-35 tahun sudah mencapai peningkatan 40%.

Dalam bidang bisnis, peran tokoh muda akan menjadi penggerak yang sangat dinamis. Melakukan akselerasi bisnis dengan pesat dan menciptakan ide-ide kreatif. Namun satu kunci yang tidak boleh terpisahkan, apalagi dengan kondisi psikologis yang relatif labil, manajer muda ini harus bisa menjaga sikap agar tidak ditinggalkan karyawannya.

Ada 9 kesalahan dari manager yang membuat dia ditinggalkan karyawan terbaiknya, antara lain :

1.  Tidak ada penghargaan atas produktivitas kerja

Manager yang hanya tertuju pada pekerjaannya dan hanya terfokus pada beban kerjanya, tanpa melihat karyawannya yang juga membantu menyelesaikan tugasnya dengan penuh perjuangan dan pengorbanan, akan berdampak negatif. Penghargaan dan pengakuan atas kinerja yang diberikan oleh karyawannya pada managernya, menjadi hal penting untuk membangun rasa nyaman dan tenggangrasa. Jiakalau manager selalu tidak memberikan reward pada karyawannya yang berprestasi, akan menimbulkan rasa tidak nyaman bekerja dan memilih untuk mengundurkan diri.

2. Lembur

Memberikan lembur kepada karyawan, merupakan hal lumrah bagi manager. Tetapi ternyata menambah beban kerja, seringkali tidak meningkatkan produktivitas kerja, terkadang yang terjadi sebaliknya. Jikalau manager akan memberikan beban kerja lagi, harus diselaraskan dengan adanya kompensasi bagi karyawannya. Meskipun karyawan tersebut terampil dan cekatan, bukan dijadikan alasan manager memberikan lembur kerja. Sehingga, lembur menjadi salah satu faktor untuk memilih pekerjaan lain, bagi karyawan yang kompeten, dikarenakan minimnya kompensasi dan penghargaan yang diperolehnya.

3. Lalai komitmen dengan karyawan

Seorang manager yang pernah berjanji kepada karyawannya dan mengingkarinya, itu pertanda bahwa manager tersebut tidak akan lagi dipercaya oleh karyawannya. Sesungguhnya, manager yang baik, bisa memberikan contoh dan menjadi panutan bagi bawahannya. Jikalau yang terjadi kebalikannya, akan timbul lingkungan kerja yang tidak sehat, dan menjadi penyebab dari pengunduran diri karyawan terbaiknya.

4. Acuh dan cuek pada karyawan

Acuh dan cuek seorang manager pada bawahannya, akan berpengaruh terhadap produktivitas dan kenyamanan dalam bekerja. Pemilik bisnis, ingin menyelaraskan hubungan profesionalitasan dengan kehidupan sosial antar manusia. Jika manager terlalu fokus pada hasil dari produktivitas kerja dan tugas yang diberikannya pada karyawannya, tanpa ada rasa empati dan memberikan tantangan, ini berdampak buruk dan negatif bagi kestabilan pemilik bisnis. Karyawan akan mengalami kesulitan untuk bekerjasama dengan managernya dan akan berpikir untuk keluar mencari pekerjaan lainnya.

5. Menjadi penghalang karyawan untuk menekuni passionnya

Pada umumnya, seorang manager hanya ingin melihat karyawannya untuk bekerja pada areanya dan menghalangi karayawan untuk mengeksplor passion yang dimilikinya. Hal ini menjadi penyebab karyawan terbaik untuk mencari pekerjaan lain. Padahal karyawan yang kompeten dan terbaik selalu mempunyai passion dan harus tersalurkan untuk menunjang produktivitas kerjanya. Penelitian membuktikan bahwa karyawan yang mengejar passion selara produktivitas kerjanya dibanding karyawan yang tidak mempunyai passion.

6. Promosi dan merekrut orang yang kurang tepat

Karyawan yang mempunyai daya etos kerja baik dan handal, menginginkan menjadi seorang profesional. Jikalau manager mempromosikan dan merekrut orang salah dalam rangka menggantikan posisinya yang pada waktu itu naik jabatan, maka mengakibatkan motivasi dari karyawan yang berkeja bersamanya menjadi turun. Bukan perkara bijak, manager mempromosikan orang lain demi kelancaran langkahnya menuju jabatan yang lebih tinggi.

7. Gagal memberikan tantangan secara intelektual

Manager pada dasarnya mampu membaca dan mempunyai perhatian yang lebih untuk meningkatkan kondisi nyaman bagi karyawannya. Jikalau manager gagal dalam memberikan tantangan secara intelektual, salah satu pertanda karyawan yang kompeten akan meninggalkannya. Karena manager tersebut, belum mampu membuat karyawannya keluar dari zona aman dan selalu mengerjakan tugas yang monoton dan membosankan, apalagi jika tugas itu tidak bersifat intelektual.

8. Tidak mampu mengembangkan kreativitas karyawan

Manager yang tidak mampu mengembangkan daya kreativitas para karyawannya akan berdampak, pengunduran dari karyawan yang sangat kompeten. Pada intinya, karyawan yang mempunyai kehalian, tentu ingin terus berkembang dan tidak dibatasi kemampuannya hanya dikarenakan managernya mempunyai status quo. Hal inilah menjadi dasar bagi karyawan untuk mengundurkan diri.

9. Tidak berani memberikan saran

Sering kali memberikan saran atau masukan kepada orang lain memang tidak mudah. Hal tersebut bisa terjadi karena adanya rasa tidak enak atau sungkan. Namun sebagai manager yang baik, Anda harus mengesampingkan rasa tidak enak itu. Karena diketahui dari survey yang telah dilakukan oleh The Ken Blanchard Companies pada1.400 eksekutif, kebanyakan kesalahan yang telah dilakukan oleh pemimpin adalah tidak mampu memberikan masukan. Anda harus tahu bahwa masukan tersebut justru yang dibutuhkan karyawan untuk berkembang.

Ke-9 kesalahan tersebut, menjadi momok yang paling terjadi pada manager untuk ditinggalkan oleh para bawahannya, termasuk karyawan yang kompeten dan terbaik. Pada akhirnya, kerugian besar akan berdampak pada pelaku bisnis yang kekurangan sosok kompeten yang mampu mengerjakan berbagai tugas. Padahal produktivitasnya sangat dibutuhkan untuk menunjang dan mendukung, demi kesuksesan bisnis dan bersaing dengan para kompetitor.

 

Salam pencerahan,

Tom MC Ifle


Article source  : http://topcoachindonesia.com/9-sikap-manager-yang-ditinggalkan-karyawan-terbaik/

Picture source : by google